Senin, 22 Februari 2010

Kenali Stres yang Tersembunyi




STRES bisa muncul tanpa gejala yang jelas. Akibatnya, Anda seringkali tidak menyadari sebelum stres Anda bertambah parah. Untuk mencegah stres kronis, cobalah mengenali tanda-tanda stres sejak dini. Dengan begitu, Anda bisa langsung meluangkan waktu untuk menenangkan diri.

Berikut beberapa pertanda bahwa Anda perlu lebih banyak waktu untuk rileks:


Sakit kepala di akhir minggu.
Menurut direktur Washington University Headache Center, penurunan tingat stres secara tiba-tiba bisa memicu migrain. Untuk meminimalkan pemicu lain, cobalah mempertahankan pola tidur dan jadwal makan Anda.

Kram kronis saat menstruasi.
Sebuah studi dari Harvard menemukan, perempuan yang sedang menstruasi berisiko dua kali lebih besar mengalami kram yang menimbulkan rasa sakit dibandingkan mereka yang tidak terlalu tegang. Menurut peneliti, Anda bisa mengurangi kram dan stres dengan berolahraga. Aktivitas fisik, terang peneliti, mengurangi aktivitas saraf simpatik.

Mulut terasa sakit.
Rahang yang sakit, terang Matthew Messina, DDS, dari American Dental Association, merupakan pertanda dari kertakan gigi yang biasanya terjadi saat tidur dan bisa memburuk akibat stres. Mintalah dokter memberikan pelindung mulut di malam hari (nighttime mouth guard). Sekitar 70 persen orang yang menggunakan alat ini menyatakan mengalami pengurangan bahkan berhenti menggertakkan gigi.

Mimpi aneh.
Menurut Rosalind Cartwright, PhD, dari Rush University Medical Center, mimpi-mimpi biasanya lebih positif saat Anda tidur. Dengan begitu, Anda bangun dengan mood yang lebih baik di pagi hari. Tapi saat stres, Anda lebih sering terbangun. Gangguan tidur ini memungkinkan bayangan kurang menyenangkan hadir sepanjang malam. Anda bisa mencegah hal ini dengan menerapkan kebiasaan tidur yang baik. Cobalah tidur tujuh hingga delapan jam semalam dan hindari kafein serta alkohol sebelum tidur.

Gusi berdarah.
Hasil review 14 studi dari Brazil menemukan bahwa orang-orang yang stres berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mulut . Menurut peneliti, peningkatan kadar hormon stres cortisol mengganggu sistem kekebalan tubuh dan memungkinkan bakteri menyerang gusi. Jika bekerja untuk jangka waktu lama dan memaksa Anda makan di meja kerja, pastikan menyediakan sikat gigi di meja Anda."Dan lindungi mulut Anda dengan berolahraga dan tidur lebih banyak. Cara ini bisa membantu menurunkan stres," terang mantan presiden American Academy of Periodontology Preston Miller, DDS, seperti dikutip situs prevention.com.

Munculnya jerawat.
Menurut dermatolog dari Wake Forest University Gil Yosipovitch, MD, stres meningkatkan peradangan yang memicu munculnya jerawat. Cobalah menghaluskan kulit dengan menggunakan lotion yang mengandung asam salisilat, benzoil peroksida serta pelembab noncomedogenic untuk menjaga agar kulit tidak terlalu kering.

Kulit gatal.
Sebuah studi dari Jepang dengan melibatkan lebih dari 2000 partisipan menemukan bahwa mereka dengan rasa gatal kronis (dikenal dengan pruritis) berisiko dua kali lipat lebih besar mengalami stres dibandingkan mereka yang tidak mengalami kondisi tersebut. Meskipun perasaan gatal bisa memicu stres, para pakar juga menyatakan bahwa perasaan cemas atau tegang turut memperparah kondisi seperti dermatitis, eksem dan psoriasis."Respon stres mengaktifkan serat-serat saraf sehingga menimbulkan sensasi gatal," terang Yosipovitch.

Sakit di perut.
Kecemasan dan stres bisa menyebabkan sakit di perut bersamaan dengan sakit kepala, sakit punggung dan insmonia. Sebuah studi dengan 1.953 partisipan menemukan bahwa laki-laki dan perempuan yang memiliki hormon stres paling tinggi berisiko tiga kali lipat lebih besar mengalami rasa sakit di perut dibandingkan partisipan yang rileks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar