Virtual Memory
Beberapa tahun ke belakang, pada zaman command prompts dan floppy disk 1,2MB, program-program hanya memerlukan ram yang kecil untuk bisa berjalan, karena operating system (O.S.) yang saat itu dipakai merupakan O.S. Microsoft DOS (disk operating system) yang memerlukan ram yang kecil agar bisa berjalan. Hal tersebut merupakan sesuatu yang ‘pas’ sekali, karena harga ram pada masa itu sangatlah mahal. Walau tampak menggelikan, ram sebesar 4MB pada masa itu merupakan jumlah ram yang sangat besar.
Bagaimanapun juga, saat Windows menjadi populer dan semakin populer, ram sebesar 4MB sangatlah tidak cukup. Hal ini dikarenakan tuntutan GUI (Graphical User Interface). Windows memerlukan ram yang lumayan besar, oleh karena itu diperlukan ram yang lebih besar.
Sayangnya, harga ram tidak turun secepat datangnya permintaan untuk keperluan yang besar akan ram. Ini berarti bahwa pengguna Windows harus punya banyak uang untuk membeli ram lagi atau pasrah dan hanya menjalankan program sederhana saja. Yang mana kedua-duanya bukanlah pilihan yang menyenangkan. Suatu metode alternatif diperlukan untuk menanggulangi hal ini.
Solusi yang muncul saat itu adalah dengan menggunakan beberapa space (ruang kosong) di hardisk sebagai ram extra. Walaupun hardisk tidak secepat ram, tetapi solusi ini lebih murah dan tentunya setiap orang pasti memiliki space hardisk yang kosong daripada ram. Jadi, Windows dirancang untuk membuat pseudo-RAM ini, yang dalam istilah Microsoft disebut – Virtual Memory, yang digunakan untuk memenuhi kekurangan ram pada saat menjalankan program-program yang memerlukan memory secara intensive.
Cara Kerja
Virtual Memory digunakan dengan membuat suatu file khusus yang disebut swapfile atau paging file. Virtual memory digunakan pada saat operating system kehabisan memory, dimana o.s. akan memindahkan data yang paling terakhir diakses ke dalam swapfile di hardisk. Hal ini mengosongkan/ membebaskan beberapa ruang kosong pada memory untuk aplikasi yang akan digunakan selanjutnya. Operating system akan melakukan hal ini secara terus menerus ketika data baru diisi pada ram.
Kemudian, pada saat data yang tersimpan di swapfile diperlukan, data tersebut ditukar (swap) dengan data yang paling terakhir dipakai di dalam memory (ram). Hal ini mengakibatkan swapfile bersifat seperti ram, walaupun program tidak dapat secara langsung dijalankan dari swapfile. Satu hal yang perlu dicatat bahwa karena operating system tidak dapat secara langsung menjalankan program dari swapfile, beberapa program mungkin tidak akan berjalan walau dengan swapfile yang besar jika kita hanya memiliki ram yang kecil.
OK, to be continued ya…, cape ngetik uy…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar